April 27, 2018

Seconstruye

Home Tag Archives: wisata ubud bali

Tag Archives: wisata ubud bali

Sejarah Pohon Pule Yang Bermanfaat

By Pamela
October 27, 2017
in :  Wisata
0
358
Sejarah Pohon Pule

Pulai adalah nama pohon dengan nama botani Alstonia scholaris. Sejarah Pohon Pule  ini dari jenis tanaman keras yang hidup di pulau Jawa dan Sumatra. Dikenal juga dengan nama lokal pule, kayu gabus, lame, lamo dan jelutung. kualitas kayunya tidak terlalu keras dan kurang disukai untuk bahan bangunan karena kayunya mudah melengkung jika lembap, tetapi banyak digunakan untuk membuat perkakas rumah tangga dari kayu dan ukiran serta patung. Pohon ini banyak digunakan untuk penghijauan karena daunnya hijau mengkilat, rimbun dan melebar ke samping sehingga memberikan kesejukan. Kulitnya digunakan untuk bahan baku obat. berkhasiat untuk mengobati penyakit radang tenggorokan dan lain-lain.

Sejarah Pohon Pule

Ciri- ciri tanaman herbal pule :

Daun terpusar berkisar 4 – 9 helai, bentuk lonjong sampai lanset, atau lonjong sampai bulat telur sungsang, menjangat, tipis dan kuat. Permukaan atas daun licin. Sedangkan permukaan bawahnya buram. Panjang daun 10 – 23 cm, dengan lebar 3 – 7,5 cm dengan panjang tangkai 7,5 cm  – 15 cm.
‎
Bunga : Perbungaan berupa malai rata, keluar diujung cabang atau diketiak daun, panjangnya sampai 13 cm. Sedangkan gagang bunganya pendek kurang lebih 2,5 cm, dan berambut. Bunganya wangi berwarna hijau terang sampai putih kekuningan dan pada  permukaannya berbulu halus dan rapat. Panjang   tabung 7 – 9 mm, agak mengecil pada bagian lehernya, helaian mahkota menyerong dan bundar. Panjang tangkai putik 3 – 5 cm.
Buah : Berbentuk bumbung, panjangnya 20 – 50 cm.
Biji : Biji-bijinya berambut pada bagian tepinya berjambul pada bagian ujungny, panjang 1,5 – 2 cm.
‎
Kandungan Zat tanaman herbal pule : Tanaman ini mengandung berbagai zat yang dapat digunakan sebagai obat herbal. Adapun kandungan zat berkhasiat dalam tanaman ini adalah: Alkaloida, Ekitamina, Ekitenina, Alsonina, Akiserina, Ekitina, Ekiretina, Ditamina, Ekitamidina dan ekiteina.

Pemanfaatan Tanaman pule sebagai obat herbal, untuk beberapa Penyakit :

1. Mengobati demam : Bagian yang digunakan adalah kulit batang sejumlah 10 gram, direbus dengans segelas air selama 15 menit, saring dan minumlah air rebusannya.

2.  Sebagai penurun Tekanan Darah ( Antihipertensi ): Bagian yang digunakan juga kulit batang 10 gram, direbus dengan 3 gelas air. Sisakan 2 gelas, saring dan minumlah air rebusannya.

3. Untuk mengobati nyeri di bagian dada : Bagian yang digunakan adalah akarnya. Dikunyah bersama dengan pinang.

4. Sebagai pengurang rasa sakit ( Antipiretik ). Misalkan digunakan pada penderita sakit kepala.

5. Sebagai Antidiabetik, atau penurun gula darah bagi penderita Diabetes melitus.  Bagian yang digunakan adalah daunnya.  Direbus dan diminum kemudian.

Sejarah Pohon Pule sering dianggap sebagai pohon keramat yang dihuni Roh-roh halus, bentuk pohon menyerupai pohon karet (penghasil getah karet) dan biasa tumbuh didaerah kering dengan tinggi pohon mencapai 50 meter, deameter batang sampai dengan 2 meter.‎

Bentuk batang lurus berwarna kelabu, daunnya rimbun berwarna hijau mengkilat serta melebar kesamping jadi sangat cocok bila dijadikan sebagai pohon peneduh.
‎
Sifat kayunya lunak, berwarna kuning keputihan dan mudah melengkung bila digunakan untuk bahan bangunan, untuk itu secara umum Kayu Pule hanya cocok untuk dibuat perkakas rumah tangga seperti : mainan anak-anak, papan gambar, ukiran patung dan topeng.

Dalam pengobatan herbal Pohon Pule dapat dimanfaatkan untuk :
– Getah Pule digunakan untuk mematangkan asbes (bengkak) pada kulit.
– Kulit Pule untuk obat radang tenggorokan.
– Daun Pule untuk obat demam, penurun tekanan darah, diabetes, nyeri dibagian dada dan mengurangi rasa sakit.

Khusus di Jawa Timur kayu Pule paling sering dibuat Topeng Panji, Topeng Bantengan, Topeng Barongan dan Topeng Kesenian lainnya yang berhubungan dengan makhluk halus, karena dipercaya dengan menggunakan Topeng yang terbuat dari Kayu Pule akan mempermudah para pemainnya untuk kerasukan bangsa jin.

Menurut kepercayaan banyak orang Pohon Pule biasanya dihuni oleh Raja Jin, dan biasanya dibagian tengah dari pohon ini digunakan untuk menyimpan mustikanya, sedang dalam dunia metafisika Kayu Pule dianggap mempunyai daya potensi supernatural yang berguna untuk :
= Menolak energi negatip dalam rumah atau pekarangan.
= Mengobati kesurupan dan mengusir roh-roh jahat dengan cara dicambukkan.‎

Read More

Keindahan Wisata Sangeh Monkey Forest Bali

By Pamela
October 27, 2017
in :  Wisata
0
323
Sangeh Monkey Forest Bali

Sangeh Bali – Tempat Wisata Hutan Monyet dan Pohon Pala – Jika ditanya provinsi di Indonesia yang memiliki paling banyak tempat wisata yang terkenal hingga di seluruh dunia, mungkin Bali adalah jawabannya. Bali memiliki begitu banyak tempat wisata yang dikagumi oleh para wisatawan internasional. Saking banyaknya tempat wisata di Bali, ada beberapa diantaranya yang mungkin jarang diketahui keberadaannya, salah satunya adalah Taman Wisata Alam Sangeh (Objek Wisata Bukit Sari Sangeh) atau sering juga disebut sebagai Sangeh Monkey Forest .

Sesuai dengan namanya, Sangeh Monkey Forest Bali terkenal sebagai tempatnya para monyet, hanya saja popularitasnya kalah dari Ubud Monkey Forest yang lebih sering terekspos media, terutama karena banyak artis-artis terkenal mancanegara maupun Indonesia yang sering berwisata ke tempat wisata tersebut serta di Pura Luhur Uluwatu di Pecatu yang cukup banyak juga monyet-monyet berkeliaran di dalam kawasan wisata tersebut, meskipun bukan monyet-monyet itu yang menjadi daya tarik utamanya.

Sangeh Monkey Forest Bali
Sangeh Bali selain menjadikan monyet-monyet tersebut sebagai daya tarik utama, terdapat juga hutan yang masih sangat alami, tertata rapi dan cukup luas dan dianggap suci oleh masyarakat setempat. Seperti biasa, lebih lengkapnya mengenai hutan monyet Sangeh di Bali ini akan diulas secara lebih detail dalam blog nnoart.com ini mulai dari lokasi, sejarah, daya tarik wisata, harga tiket masuk, foto-foto dan lain sebagainya.

Lokasi Objek Wisata Sangeh Bali

Objek wisata Sangeh Bali ini terletak di Kabupaten Badung, Bali, tepatnya di desa Sangeh kecamatan Abiansemal, berada di seberang jalan ke Pelaga. Jaraknya tidak terlalu jauh dari kota Denpasar, hanya perlu menempuh kurang lebih 22 km perjalanan dari pusat kota Denpasar hingga tiba di Sangeh Monkey Forest ini yang biasanya menghabiskan waktu rata-rata kurang lebih 45 menit. Lokasi dari wisata Sangeh ini cukup dekat dengan Pura Taman Ayun di kecamatan Mengwi, jadi jika berwisata ke Sangeh bisa melanjutkan melihat keindahan Pura Taman Ayun. Lebih jelasnya mengenai letak Sangeh bisa dilihat pada Google Map di atas.

Sejarah dan Mitologi Mengenai Sangeh

Sangeh dapat dikatakan sebagai salah satu saksi bisu masa-masa kejayaan kerajaan Mengwi di pulau Bali. Saksi kemegahan era kejayaan Mengwi tersebut bisa dilihat pada Pura Taman Ayun. Di Sangeh juga terdapat pura bernama Pura Bukit Sari. Legenda mengatakan Pura Bukit Sari ini didirikan oleh putra angkat Raya Kerajaan Mengwi pada abad XVII, Cokorda Sakti Blambangan. Putra angkat tersebut bernama Anak Agung Anglurah Made Karangasem Sakti.

Menurut legenda, awal mula hingga Anak Agung Anglurah Made Karangasem Sakit ini mendirikan pura Bukit Sari disebabkan oleh adanya bisikan halus (wahyu) yang dia dapatkan. Wahyu tersebut mengatakan untuk mendirikan pura di hutan Sangeh. Setelah didirkan, Pura Bukit Sari terus dijaga dan dijadikan tempat beribadah bagi masyarakat sekitar.

Cerita mitologis mengenai Pura Bukit Sari ini tertulis pada Lontar Babad Mengwi. Putri Ida Batara di Gunung Agung dikabarkan sangat ingin untuk disungsung di Kerajaan Mengwi. Hutan pala yang ada di Gunung Agung, tempat dimana Putri Ida Batara Gunung Agung tinggal,  pindah secara misterius pada malam hari.

Perjalanan pohon-pohon pala ini terlihat oleh penduduk setempat di sekitar Desa Sangeh. Itulah yang menyebabkan pohon-pohon ini tidak bisa meneruskan perjalanan ke Mengwi dan saat ini terus menetap di Desa Sangeh hingga saat ini.

Nama atau penyebutan Sangeh pada objek wisata Sangeh Bali ini awal mulanya karena masyarakat sekitar percaya bahwa pohon-pohon pala yang ada di hutan ini datangnya dari Gunung Agung dengan berjalan sendiri bukan diangkut dengan sejenis kendaraan pada masa itu. Oleh karena pohon-pohon ini dilihat oleh orang, mereka langsung diam di tempat tersebut, sehingga pada akhirnya disebut Sangeh (Sang=orang; Ngeh=melihat;), yang berarti tempat dimana orang-orang melihat pohon berjalan dan pohon-pohon tersebut terdiam setelah dilihat orang. Sedangkan menurut pengelola objek wisata Sangeh, pohon pala didatangkan dari Gunung Agung dengan sejenis kendaraan untuk membuat taman, yang sebenarnya ingin dirahasiakan. Akan tetapi karena sudah terlanjur dilihat orang, pembuatan taman ini akhirnya dirahasiakan.

Konon Anak Agung Anglurah Made Karangasem Sakti (putra angkat Raja Mengwi pertama), menemukan bekas bangunan pelinggih di Desa Sangeh sekitar pohon-pohon pala. Cokorda Sakti Blambangan (Raja Mengwi Pertama) memerintahkan untuk membangun kembali pura dan pada akhirnya diberikan nama Pura Bukit Sari. Di Pura Bukit Sari, yang dipuja adalah Ida Batara Gunung Agung serta Batara Melanting.

Sedangkan untuk monyet-monyet yang ada di hutan Sangeh atau sekitar Pura Bukti Sari, menurut kabar atau cerita turun temurun yang beredar, monyet-monyet tersebut mempunyai raja tersendiri yang wilayah kekuasaannya terdiri dari tiga kerajaan. Raja ini merupakan raja tertinggi dari seluruh kelompok monyet yang ada. Setiap kelompok memiliki pemimpin tersendiri, sedangkan raja itu menjadi pemimpin paling tinggi bagi semua kelompok. Raja tertinggi ini berada di tempat yang paling luas di wilayah Sangeh yaitu di sekitar Pura Bukit Sari yang sakral.

Read More

Mandala Wisata Wenara Wana Ubud Bali

By Pamela
October 27, 2017
in :  Wisata
0
260
wisata di ubud bali Mandala Wisata Wenara Wana

Tidak begitu lama saya berkunjung ke Mandala Wisata Wenara Wana, sebuah hutan keramat tempat hunian ratusan kera yang berada di Desa Padangtegal, Ubud, Gianyar, Bali. Namun Mandala Wisata Wenara Wana ternyata bukan hanya sekadar menjadi tempat tinggal kera, tetapi juga ada tiga pura di dalamnya yang telah berusia lebih dari lima ratus tahun.

Area parkir di Mandala Wisata Wenara Wana Ubud ini cukup luas seta teduh, dan di sekitar tempat ini terdapat banyak toko-toko yang menjual berbagai macam suvenir. Setelah turun dan kendaraan saya langsung berjalan kaki menyeberang jalan menuju ke gerbang masuk.

wisata di ubud bali Mandala Wisata Wenara Wana
Mandala Wisata Wenara Wana juga disebut Hutan Monyet Ubud atau Sacred Monkey Forest, dan merupakan cagar alam dengan sedikitnya 115 spesies pohon yang menjadi hunian kurang lebih 340 ekor monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) dengan empat kelompok monyet berdiam di wilayah berbeda. Patung induk monyet berukuran besar seukuran gorilla berada di atas sebuah tugu Mandala Wisata Wenara Wana, dengan beberapa patung monyet yang berukuran kecil bermain-main di sekelilingnya menempel pada tugu.

Gerbang masuk Mandala Wisata Wenara Wana berupa bangunan kecil beratap limasan dengan sebuah mustaka di puncaknya terlihat di latar belakang. Beberapa langkah setelah pintu gerbang masuk itu terdapat bangunan toilet yang terlihat cukup bersih.

Belum lama berjalan di dalam kawasan Mandala Wisata Wenara Wana, seekor monyet yang berlagak seperti bos berukuran cukup besar menghadang pejalan yang lewat. Ia rupanya tengah meminta “pajak” kepada para pengunjung sambil bergulingan di atas tanah.

Uniknya, monyet-monyet ini rupanya bisa mengetahui pejalan mana yang memang membawa makanan untuk mereka, meskipun telah disembunyikan dengan rapat dibalik baju. Pengunjung yang tak membawa makanan sama sekali tidak digubris oleh monyet-monyet yang cerdik itu.

mandala wisata wenara wana ubudDi atas sebuah tugu terlihat seekor monyet jantan berpose sejenak dengan kaki menggelosor diantara kedua tangannya yang bertumpu di atas tugu, bergaya bak penguasa hutan dan menyerupai sebuah patung monyet hidup.

Melangkah lebih jauh lagi ke dalam kawasan hutan Mandala Wisata Wenara Wana Ubud terlihat seekor induk monyet tengah menyusui anaknya yang masih kecil. Ekspresi induk monyet ini mengingatkan saya pada seorang ibu yang tengah menunggu derma di tepi jalan. Monyet-monyet di sini meskipun cukup agresif untuk meminta ‘jatah’ kepada mereka yang membawa makanan, namun tidak mengganggu pejalan lainnya dan tidak pula mencuri kacamata atau pun benda lain yang dipakai pengunjung, setidaknya itulah yang saya alami dan lihat.

Pemandangan lainnya lagi adalah ketika seekor monyet muda tengah menikmati sebutir pisang yang diberikan oleh salah seorang pengunjung Mandala Wisata Wenara Wana. Ada pula induk monyet yang sedang menyusui diapit dua monyet lainnya pada tugu di bawah denah lokasi Mandala Wisata Wenara Wana.

mandala wisata wenara wana ubudSebuah patung naga di dalam kawasan Mandala Wisata Wenara Wana dengan detail indah serta sebuah patung monyet di tepian sebuah kolam bundar, sementara beberapa orang tampak tengah berpose untuk diambil foto. Suasana di tengah hutan yang terletak beberapa puluh meter di bawah area parkir ini terasa teduh dan segar.

Dari sini seharusnya saya bisa berkunjung ke salah satu dari tiga pura yang berada di sana, namun karena kebetulan berjalan sendirian dan tidak bisa memperkirakan jarak ke pura membuat saya kehilangan selera dan berhenti hanya sampai di area terbuka di tengah hutan ini yang menjadi percabangan jalan ke pura.

Ketiga pura yang berada di dalam area Mandala Wisata Wenara Wana adalah Pura Agung Dalem (disebut juga Candi Monyet Kudus) yang berada di tengah hutan dan merupakan pura utama di tempat ini, Pura Beji (Candi Mandi Kudus) di barat laut, dan Pura Prajapati yang dikenal sebagai kubur suci dan tempat dilakukannya upacara Ngaben.

Pada titik perhentian saya yang terakhir, ada undakan menurun ke bawah dengan sebuah pohon besar dan tua di latar belakangnya. Dari puncak undakan saya melihat beberapa orang tengah mendaki undakan ke arah tempat saya berdiri. Jika melihat denah, tampaknya pura yang baru saja mereka kunjungi adalah pura utama, yaitu Pura Agung Dalem.

Untuk berkunjung ke Mandala Wisata Wenara Wana Ubud pejalan tidak bisa terburu-buru, agar bisa melihat sampai di ke tiga buah pura tua yang berada di dalamnya, sembari menikmati tingkah polah monyet-monyet yang berseliweran di sepanjang area hutan lindung Hutan seluas sekitar 27 hektar ini.

Read More

Recent Posts

  • Sulam alis memperindah wajah anda
  • Tips Menciptakan Dapur Bersih Minimalis Yang Terjaga Dengan Baik
  • Resep Kue Kukus Gula Merah Tradisional Yang Bisa Anda Buat Dengan Mudah Di Rumah
  • Nonton Film Pokemon The Movie Bikin Yuka Tamada Nostalgia Masa Kecilnya
  • 12 Aktor Korea Yang Mulai Terkenal Setelah Wamil

Categories

  • Alat Musik
  • Batik
  • Belajar Bahasa Inggris
  • Bisnis
  • Bisnis Online
  • Bola
  • Fashion
  • Food
  • Furniture
  • Golf
  • Hewan
  • Hiasan
  • Hiburan
  • Internet
  • Islam
  • jam tangan
  • Jasa Rental
  • Kecantikan
  • Kesehatan
  • Kontraktor
  • Kuliner
  • Lain-lain
  • Mesin
  • Otomotif
  • Pendidikan
  • Permainan
  • Properti
  • Sistem keamanan
  • Software
  • Sport
  • Tekno
  • Tips
  • Travel
  • Uncategorized
  • wedding
  • Wisata
© Copyright 2016, seconstruye.com - All Rights Reserved Powered

Login

Welcome!Log into your account

  • Register
  • |
  • Lost your password?